Nasihat Para Sufi untuk Jemaah Haji

Forsantri 10.14

Ada beberapa nasihat penting dari para jemaah haji. Para sufi itu antara lain Junaid Al-Baghdadi, Syekh Abdul Qadir Jailani, Al-Hujwiri, Al-Ghazali, hingga Al-Habib Abdullah bin Alawi Alhadad.
Berikut nasihat Imam Ghazali dan Habib Muhammad Alawi Alhadad. Menurut Imam Ghazali dalam kitab Asrar al-Hajj, ibadai haji adalah rukun Islam yang sangat penting, karena merupakan ibadah yang cukup dilaksanakan satu kali sepanjang hidup, dan sebagai penutup segala urusan, serta penyempurna keislaman seseorang.

Dalam bab terakhir kitabnya yang menguraikan hikmah haji, Ghazali menekankan tiga hal yang harus diperhatikan para jemaah haji.
Pertama, berbagai aktivitas batiniah dan ketulusan haji;
Kedua, cara mengambil hikmah dari berbagai peninggalan mulia di Tanah Suci;
dan Ketiga, mengenang serta merenungkan makna dan rahasia perjalanan haji.

Menurut Imam Ghazali, ibadah haji tidak hanya menekankan ibadah lahiriah, tapi juga bisa dimaknai sebagai perjalanan batin yang luar biasa. Ghazali menulis, "Pertama-tama yang harus dilakukan dalam berhaji ialah pemahaman, yakni berusaha memahami benar-benar posisi ibadah haji dalam agama. Kemudian, secara berurutan: merindukannya, bertekad mengerjakannya, dan memutuskan segala penghalang.
Setelah itu membeli pakaian untuk ihram, menyiapkan bekal makanan (dan keperluan lainnya) dan menyewa kendaraan. Pada hakikatnya setiap amalan dalam semua tahapan haji mengandung peringatan dan pelajaran bagi mereka yang benar-benar ikhlas menuju kepada kebenaran, serta pengenalan dan isyarat bagi mereka yang tanggap dan cerdas."

Salah satu hikmah yang diungkapkan oleh Ghazali ialah, haji merupakan ibadah yang paling efektif sebagai upaya untuk menyucikan diri (tadzkiyah al-nafs). Selain itu juga harus mengalihkan perhatian dari apa yang disukai (sebagai tabiat atau kebiasaan kepada apa yang dituntut oleh penghambaan diri sepenuhnya kepada Allah SWT).

Bagi Imam Ghazali, mengunjungi Baitullah dimisalkan sebagai menghadiri sebuah dewan majelis di sebuah istana. Siapa yang mengunjungi Baitullah, ia menuju kepada Allah SWT dan menjadi tamu-Nya. Dengan mengunjungi Baitullah dan memandang kepada-Nya, mata manusia akan mampu mencapai kelayakan untuk kelak 'berjumpa' dengan Allah SWT. Hal ini akan berdampak pada rasa rindu kepada sarana-sarana yang dapat mengantarkannya kepada Allah SWT.

Imam Ghazali juga menegaskan, niat berhaji bisa dimaknai sebagai "hijrah" meninggalkan segala syahwat hawa nafsu dan kenikmatan duniawi untuk berangkat mengunjungi Baitullah. Maka hendaklah jemaah haji merasakan dalam hati keagungan Baitullah, terlebih-lebih keagungan Sang Pemilik Baitullah.

Share this :

Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

Assalamualakum.. kunjungan pertama

Balas

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔